Jangan Melihat Seseorang dari Tampilan Saja
Mungkin sebagian orang memandang, tampilan sebagai satu-satunya cara menilai sesuatu. Tetapi mereka lupa, bahwa mereka sering terjebak dengan pola pikir mereka sendiri. Entah meyakinkan seseorang atau beberapa kelompok itu harus seperti apa. Namun yang pasti, percuma saja bagi mereka yang fanatik ataupun yang sudah ter-mindset klasik itu tidak dapat diubah. Lucu, ketika mereka tidak tahu apa yang mereka lihat tapi mudah untuk menilai. Pemikiran-pemikiran yang mereka bangun merupakan lanjutan dari sebuah stigma yang akan membuat mereka tertipu terus menerus. Penilaian ini jauh sudah ada dari abad sebelum masehi, ketika penilaian-penilaian orang-orang yang memandang sebelah mata orang lain. Atau juga memandang sesuatu tanpa diamati terlebih dahulu. Sayang... Mereka hanya pintar untuk menilai orang lain, tetapi tidak cukup pintar untuk menilai diri mereka sendiri.
Saya sepakat tentang kalimat "Don't judge a book by its cover" mengapa demikian? Karena tidak semua penilaian kita adalah benar dan objektif. Terlebih sering kita jumpai orang-orang yang memandang subjektif dan spontanitas tanpa disertai alasan-alasan yang jelas dan ilmiah. Ya... mungkin karena menganggap hal itu tidak begitu penting. Tetapi apakah yang terjadi kemudian sama dengan asumsi mereka? Seringnya adalah mereka yang bersikap subjektif terus menerus terjebak dengan pola pikir atau mindset mereka sendiri. Dan bahkan pada akhirnya mereka terlihat seperti seseorang yang sinis dan ketika pandangan mereka terhadap seseorang itu salah, mereka memalukan diri mereka sendiri. Mereka tidak pernah berpikir apakah opini mereka itu menyinggung yang bersangkutan ataukah mungkin mereka sengaja untuk tidak melakukan pembenaran meskipun ada didepan mata. Yang pasti tidaklah baik ketika menilai seseorang hanya dari tampilannya saja.
Tampilan atau "look" atau "cover" dan banyak istilah lainnya yang bermakna sama seperti itu membuat banyak orang terkecoh. Dalam istilah ekonomi sendiri, istilah tampilan itu bernama "display" ketika benda yang akan dipamerkan atau ditampilkan itu harus menarik dan dikemas sedemikian rupa sehingga banyak orang berminat untuk membelinya. Itu yang dinamakan strategi pemasaran dalam ekonomi. Tetapi kita tidak tahu, apakah barang tersebut sama kualitasnya atau berbeda dari yang ditampilkan. Karena strategi tersebut merupakan strategi untuk menarik minat dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Sama seperti ketika penilaian itu tertuju pada sampul buku. Mengapa??? Karena ketika melihat sampulnya bagus, yang tertanam dalam diri seseorang atau mindset seseorang adalah buku itu bagus dalamnya. Sehingga mereka mengabaikan judul dan isi yang seharusnya mereka cermati.
Hal seperti itu banyak terjadi ditengah-tengah kita, ketika kita sibuk mendeskripsikan sesuatu yang kita sendiri belum paham isi dan maksud dari apa yang kita lihat. Seperti contoh, ketika kita ingin membeli buah-buahan. Kita tidak pernah tahu seperti apa dalam dari satu buah yang kita beli. Yang pasti dan yang jelas adalah ketika itu yang ada dibenak kita adalah membeli yang tampilan luarnya bagus, mulus dan terlihat bersih. Namun, ada beberapa hal lain yang seharusnya perlu mereka pertimbangkan untuk memilih kembali buah yang benar-benar bagus luar dan dalam.
Seseorang atau kelompok yang menilai seseorang hanya dari tampilan saja adalah mereka yang ketika dihadapkan pada jenis orang yang se-tipe atau serupa dengan mereka, mereka akan tidak terima dan beranggapan bahwa apa yang orang lain nilai tentang dirinya adalah subjektif. Padahal mereka itu seperti pepatah yang diibaratkan "mau mencubit tetapi tidak ingin dicubit". Dan mereka yang berpikiran sempit seringkali salah menilai seseorang, hanya karena menilai sesuatu dari luar saja. Apakah itu sebuah kekeliruan? Ya... kekeliruan yang menjebak diri mereka sendiri. Apa yang terlihat bagus diluar, belum tentu bagus didalam, dan apa yang terlihat buruk diluar, belum tentu buruk didalam.
Jangan melihat seseorang dari tampilannya saja...
Pada dasarnya orang-orang pasti tidak menginginkan yang namanya dinilai sebatas penampilan saja. Mereka semua punya hak yang sama, yaitu hak untuk dihargai dan hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama. Meskipun tidak semua orang bisa membangun prinsip dasar tersebut. Maka dari itu, berpikirlah sebelum berkata, berpikirlah sebelum bertindak dan berpikirlah sebelum menilai sesuatu. Karena bisa jadi sesuatu yang kita anggap remeh, adalah yang sesuatu yang sangat mempengaruhi kita. Dan sesuatu yang kita anggap bernilai, belum tentu itu adalah yang terbaik. Jadilah pengamat yang bijak, jadilah manusia yang berakal yang tidak mudah berkata dan mengambil kesimpulan tanpa disertai dengan fakta yang ada.
Sesungguhnya ketika kita melihat hanya dari satu sisi, sebelah mata, maka yang akan kita dapatkan adalah samar dan tidak jelas. Namun ketika kita melihat dari semua sisi, yang akan kita peroleh adalah jelas dan nyata. Karena "Kecantikan yang abadi terletak pada keelokan adab dan ketinggian ilmu seseorang. Bukan pada wajah dan pakaiannya". -Buya Hamka.
Saya sepakat tentang kalimat "Don't judge a book by its cover" mengapa demikian? Karena tidak semua penilaian kita adalah benar dan objektif. Terlebih sering kita jumpai orang-orang yang memandang subjektif dan spontanitas tanpa disertai alasan-alasan yang jelas dan ilmiah. Ya... mungkin karena menganggap hal itu tidak begitu penting. Tetapi apakah yang terjadi kemudian sama dengan asumsi mereka? Seringnya adalah mereka yang bersikap subjektif terus menerus terjebak dengan pola pikir atau mindset mereka sendiri. Dan bahkan pada akhirnya mereka terlihat seperti seseorang yang sinis dan ketika pandangan mereka terhadap seseorang itu salah, mereka memalukan diri mereka sendiri. Mereka tidak pernah berpikir apakah opini mereka itu menyinggung yang bersangkutan ataukah mungkin mereka sengaja untuk tidak melakukan pembenaran meskipun ada didepan mata. Yang pasti tidaklah baik ketika menilai seseorang hanya dari tampilannya saja.
Tampilan atau "look" atau "cover" dan banyak istilah lainnya yang bermakna sama seperti itu membuat banyak orang terkecoh. Dalam istilah ekonomi sendiri, istilah tampilan itu bernama "display" ketika benda yang akan dipamerkan atau ditampilkan itu harus menarik dan dikemas sedemikian rupa sehingga banyak orang berminat untuk membelinya. Itu yang dinamakan strategi pemasaran dalam ekonomi. Tetapi kita tidak tahu, apakah barang tersebut sama kualitasnya atau berbeda dari yang ditampilkan. Karena strategi tersebut merupakan strategi untuk menarik minat dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Sama seperti ketika penilaian itu tertuju pada sampul buku. Mengapa??? Karena ketika melihat sampulnya bagus, yang tertanam dalam diri seseorang atau mindset seseorang adalah buku itu bagus dalamnya. Sehingga mereka mengabaikan judul dan isi yang seharusnya mereka cermati.
Hal seperti itu banyak terjadi ditengah-tengah kita, ketika kita sibuk mendeskripsikan sesuatu yang kita sendiri belum paham isi dan maksud dari apa yang kita lihat. Seperti contoh, ketika kita ingin membeli buah-buahan. Kita tidak pernah tahu seperti apa dalam dari satu buah yang kita beli. Yang pasti dan yang jelas adalah ketika itu yang ada dibenak kita adalah membeli yang tampilan luarnya bagus, mulus dan terlihat bersih. Namun, ada beberapa hal lain yang seharusnya perlu mereka pertimbangkan untuk memilih kembali buah yang benar-benar bagus luar dan dalam.
Seseorang atau kelompok yang menilai seseorang hanya dari tampilan saja adalah mereka yang ketika dihadapkan pada jenis orang yang se-tipe atau serupa dengan mereka, mereka akan tidak terima dan beranggapan bahwa apa yang orang lain nilai tentang dirinya adalah subjektif. Padahal mereka itu seperti pepatah yang diibaratkan "mau mencubit tetapi tidak ingin dicubit". Dan mereka yang berpikiran sempit seringkali salah menilai seseorang, hanya karena menilai sesuatu dari luar saja. Apakah itu sebuah kekeliruan? Ya... kekeliruan yang menjebak diri mereka sendiri. Apa yang terlihat bagus diluar, belum tentu bagus didalam, dan apa yang terlihat buruk diluar, belum tentu buruk didalam.
Jangan melihat seseorang dari tampilannya saja...
Pada dasarnya orang-orang pasti tidak menginginkan yang namanya dinilai sebatas penampilan saja. Mereka semua punya hak yang sama, yaitu hak untuk dihargai dan hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama. Meskipun tidak semua orang bisa membangun prinsip dasar tersebut. Maka dari itu, berpikirlah sebelum berkata, berpikirlah sebelum bertindak dan berpikirlah sebelum menilai sesuatu. Karena bisa jadi sesuatu yang kita anggap remeh, adalah yang sesuatu yang sangat mempengaruhi kita. Dan sesuatu yang kita anggap bernilai, belum tentu itu adalah yang terbaik. Jadilah pengamat yang bijak, jadilah manusia yang berakal yang tidak mudah berkata dan mengambil kesimpulan tanpa disertai dengan fakta yang ada.
Sesungguhnya ketika kita melihat hanya dari satu sisi, sebelah mata, maka yang akan kita dapatkan adalah samar dan tidak jelas. Namun ketika kita melihat dari semua sisi, yang akan kita peroleh adalah jelas dan nyata. Karena "Kecantikan yang abadi terletak pada keelokan adab dan ketinggian ilmu seseorang. Bukan pada wajah dan pakaiannya". -Buya Hamka.
0 komentar:
Posting Komentar