-->

Rabu, 13 Desember 2017

Bullying Sama Sekali Tidak Lucu
Apa yang terlintas dipikiran kalian tentang bullying? Ledekan, cacian, makian.. mungkin umumnya begitu. Mungkin sebagian orang pernah merasakan yang namanya diledek, ataaau... jangan-jangan bukan mungkin lagi tapi sering??? Apapun itu bentuk bullying memang banyak. Dan bisa dikatakan bullying  adalah suatu kejadian yang membuat rasa traumatik pada diri seseorang yang diledek tadi.
Bullying sendiri terjadi ketika sasarannya mempunyai suatu kesalahan atau kekurangan. Dan itu terus menerus terjadi tiada henti hingga membuat korbannya frustasi dan mengalami tekanan batin.

Saya sendiri menganggap pelaku bullying itu adalah orang yang sebenarnya memiliki psikis yang terganggu. Ada faktor yang menyebabkan seseorang melakukan bullying. Salah satunya adalah rasa kesepian. Kesepian disini adalah ketika pelaku mempunyai latar belakang kehidupan yang tidak normal. Tidak normal dalam arti seperti anak korban perceraian orang tuanya, kehidupan yang tidak harmonis, mempunyai sifat iri, dan dendam. Faktor pendukung lainnya adalah si pelaku sendiri tidak mempunyai banyak teman dan kurang diperhatikan dalam kehidupan keluarga maupun dalam bermasyarakat. Sehingga akhirnya ia mencari sasaran pelampiasannya dengan cara mem-bully orang lain yang dianggapnya lemah.

Ada contoh kasus yang ada disekitar saya, yakni beberapa teman saya yang menjadi korban bullying.
Bullying sendiri tidak mengenal usia. Siapapun bisa terkena bullying. Jika saya boleh flashback dimasa kecil saya dulu, saya lihat bahwa ledekan itu sangat amat dekat dengan kita. Beberapa teman saya mengalami kejadian yang tidak meng-enak-an yang terjadi di sekolah. Dari hal kecil hingga bullying yang sangat parah. Kala itu salah satu teman saya, sebut saja dia Mentari dengan keterbatasan fisik yang dia punya, dia sering sekali mendapat perlakuan yang tidak pantas dari teman-temannya. Dia memang mengalami keterbatasan dalam berfikir. Tidak sama seperti teman-teman lainnya yang normal. Bullying yang dia dapatkan adalah perlakuan yang tidak patut untuk dicontoh sama sekali. Seringkali dia diganggu saat sedang menulis, saat sedang makan bahkan saat pulang sekolah. Dan itu dilakukan setiap hari sehingga setiap hari pula dia harus menangis karena diganggu teman-temannya.

Contoh lain ketika saya berpindah sekolah, lagi dan lagi saya melihat bullying didepan mata. Dan lagi-lagi korbannya adalah seorang anak perempuan. Entah apa yang ada dipikiran mereka si pem-bully sampai dengan teganya selalu memperlakukan temannya seperti mainan yang pantas dimainkan. Lagi dan lagi pun saya harus menghadapi mereka si pem-bully untuk berusaha membela teman saya yang diperlakukan tidak adil. Jika kalian bertanya kemana peran guru sebagai tenaga pendidik ketika ada salah seorang anak didiknya diperlakukan tidak baik? Jawabannya adalah mereka luput. Dan tidak ada satu orang pun anak didiknya yang melaporkan kejadian bullying kepada guru mereka. Karena apa? Karena jika mereka melapor ada ancaman pula bagi si pelapor. Siapa yang patut disalahkan? Entahlah.

Dan jika kalian bertanya mengapa saya tidak membela teman saya yang menjadi korban bully padahal kejadiannya didepan mata, jawabannya adalah saya membela dengan sekuat tenaga. Saya yang marah ketika teman saya diganggu. Hanya memang saya mempunyai keterbatasan untuk membelanya. Yang penting bagi saya, saya sudah melakukan apa yang saya bisa. Saya hanya bisa menguatkan perasaan teman-teman saya yang menjadi korban bullying. Karena saya pun dulu sempat menjadi korban bullying itu sendiri.

Korban bullying yang berproses hingga dewasa jangan dianggap sama dengan saat dia kecil. Karena nasib itu tidak satu orang pun tau. Ketika kehidupan berbanding terbalik, disaat itu pula kita diajarkan untuk tidak memandang rendah orang lain dan tidak menganggap remeh orang lain.
Jauh sebelum mereka bertransformasi, ada proses dimana psikisnya menjadi kuat, dan proses pendewasaan pun terjadi. Mereka korban bullying telah menyadari bahwasanya jika mereka lemah mereka akan ditindas. Dan sekali lagi bahwa itu membutuhkan waktu dan proses jangka panjang juga takdir mereka yang hanya Allah SWT. yang dapat berkehendak. Ada faktor pendukung dimana mereka bisa sekuat sekarang adalah adanya kepercayaan diri yang mulai tumbuh, dukungan dari orang-orang terdekat, belajar dari pengalaman terpuruknya, dan memotivasi diri adalah langkah awal mereka semua bangkit menjadi pribadi yang kuat dan tegar.

Dan apa yang terjadi pada teman-teman saya korban bullying tadi adalah ketika nasib mereka lebih baik. Memang Allah SWT telah berfirman, bahwasanya Allah membenci orang yang mengolok-olok atau mengejek, atau menghina, dan lagi pula orang yang mengolok-olok atau mengejek tidak akan lebih baik dari yang diolok-olok atau diejek. Lebih lengkap saya cantumkan ayatnya;

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-seburuk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman, dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujarat [49] : 11).


Dan itu pun terjadi pada saya, dan Alhamdulillah bully yang saya dapatkan menjadi pelajaran hidup yang sangat berharga. Ketika saya menjadi orang yang Insya Allaah tegar ketika masalah datang dan ketika bully datang lagi, saya tidak pernah gentar bahkan saya dapat mengatasinya dengan santai sambil tersenyum.

Jangan Lupa Komentar Dan Share Postingan Ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Start Work With Me

Contact Us
Qonitah M A
Serang, Indonesia