Takdir
Ada masa, dimana penantian akan berakhir menjadi sebuah takdir. Ya.. takdir. Penantian yang berujung takdir adalah sebuah pilihan. Pilihan yang sulit untuk dielakkan. Ketika manusia tidak dapat menolak takdirnya. Ketika Tuhan telah menautkan takdir sampai akhirnya tak bisa dinego.
Takdir.. kata itu seakan menjadi penentu bagi hidup seseorang. Entah apapun itu. Bagiku, takdir itu mutlak. Dan semua manusia punya takdirnya masing-masing. Suka tidak suka, mau tidak mau makhluk hidup terlebih manusia berdampingan dengan takdir. Jika ada takdir yang dapat diubah, itu adalah cara Tuhan menawarkan pada makhluknya untuk memilih, hakikat mana yang lebih baik.
Teruntuk takdirku.. teruntuk kehidupan, berdamailah padaku. Jika diriku terlalu memaksakan, peringatilah.. agar aku dapat lebih memaknai peran takdir. Ada yang bisa kuubah, dan ada yang tak bisa ku cegah.
Menangis pun rasanya percuma. Itu hanya akan menambah masalah. Takdir tidak selalu menderita, takdir tidak selalu buruk. Ada takdir yang membawamu pada kenyataan hidup yang gembira. Ada pula takdir yang membawamu pada sebuah kesyukuran. Jangan kau memaknai takdir sebagai keniscayaan yang berujung pada kesedihan. Karena nilai takdir tidak seperti itu.
Kamu tau Tuhan merencanakan semua hidup manusia untuk apa? Untuk kamu berfikir. Berfikir agar kamu tidak jatuh pada jurang penyesalan. Itu kenapa ada takdir yang bisa kamu tentukan sendiri alurnya. Supaya kamu berusaha. Supaya Tuhan melihatmu bersungguh dalam mengupayakan takdir.
Bukankah Tuhan itu Maha Adil? Siapa yang berusaha ia akan menuai hasil? Lalu, kenapa manusia lebih berpasrah? Tidak berusaha dulu baru ia tau sampai di titik mana ia berupaya. Kemudian ada segelintir manusia yang menyalahkan Tuhan atas takdirnya.. padahal sudah jelas, Tuhan memberi jalan untuk mengupayakan takdir.
0 komentar:
Posting Komentar