-->

Sharing Inspiration

WELCOME TO MY BLOG

image
Hello,

I'm Qonitah

Seorang wanita biasa, yang mencoba menjadi dewasa. Supel, simple, dan apa adanya.


Education
STIE BANTEN

Faculty of Economy


Experience
JOBS

Presenter and News Anchor on Banten Raya TV and Owner of QnC Store (OlShop)

764

Awards Won

1664

Happy Customers

2964

Projects Done

1564

Photos Made
SOME OF WORK

Takdir

 Ada masa, dimana penantian akan berakhir menjadi sebuah takdir. Ya.. takdir. Penantian yang berujung takdir adalah sebuah pilihan. Pilihan yang sulit untuk dielakkan. Ketika manusia tidak dapat menolak takdirnya. Ketika Tuhan telah menautkan takdir sampai akhirnya tak bisa dinego.

Takdir.. kata itu seakan menjadi penentu bagi hidup seseorang. Entah apapun itu. Bagiku, takdir itu mutlak. Dan semua manusia punya takdirnya masing-masing. Suka tidak suka, mau tidak mau makhluk hidup terlebih manusia berdampingan dengan takdir. Jika ada takdir yang dapat diubah, itu adalah cara Tuhan menawarkan pada makhluknya untuk memilih, hakikat mana yang lebih baik. 

Teruntuk takdirku.. teruntuk kehidupan, berdamailah padaku. Jika diriku terlalu memaksakan, peringatilah.. agar aku dapat lebih memaknai peran takdir. Ada yang bisa kuubah, dan ada yang tak bisa ku cegah.

Menangis pun rasanya percuma. Itu hanya akan menambah masalah. Takdir tidak selalu menderita, takdir tidak selalu buruk. Ada takdir yang membawamu pada kenyataan hidup yang gembira. Ada pula takdir yang membawamu pada sebuah kesyukuran. Jangan kau memaknai takdir sebagai keniscayaan yang berujung pada kesedihan. Karena nilai takdir tidak seperti itu.

Kamu tau Tuhan merencanakan semua hidup manusia untuk apa? Untuk kamu berfikir. Berfikir agar kamu tidak jatuh pada jurang penyesalan. Itu kenapa ada takdir yang bisa kamu tentukan sendiri alurnya. Supaya kamu berusaha. Supaya Tuhan melihatmu bersungguh dalam mengupayakan takdir.

Bukankah Tuhan itu Maha Adil? Siapa yang berusaha ia akan menuai hasil? Lalu, kenapa manusia lebih berpasrah? Tidak berusaha dulu baru ia tau sampai di titik mana ia berupaya. Kemudian ada segelintir manusia yang menyalahkan Tuhan atas takdirnya.. padahal sudah jelas, Tuhan memberi jalan untuk mengupayakan takdir.

Bullying Sama Sekali Tidak Lucu

Apa yang terlintas dipikiran kalian tentang bullying? Ledekan, cacian, makian.. mungkin umumnya begitu. Mungkin sebagian orang pernah merasakan yang namanya diledek, ataaau... jangan-jangan bukan mungkin lagi tapi sering??? Apapun itu bentuk bullying memang banyak. Dan bisa dikatakan bullying  adalah suatu kejadian yang membuat rasa traumatik pada diri seseorang yang diledek tadi.
Bullying sendiri terjadi ketika sasarannya mempunyai suatu kesalahan atau kekurangan. Dan itu terus menerus terjadi tiada henti hingga membuat korbannya frustasi dan mengalami tekanan batin.

Saya sendiri menganggap pelaku bullying itu adalah orang yang sebenarnya memiliki psikis yang terganggu. Ada faktor yang menyebabkan seseorang melakukan bullying. Salah satunya adalah rasa kesepian. Kesepian disini adalah ketika pelaku mempunyai latar belakang kehidupan yang tidak normal. Tidak normal dalam arti seperti anak korban perceraian orang tuanya, kehidupan yang tidak harmonis, mempunyai sifat iri, dan dendam. Faktor pendukung lainnya adalah si pelaku sendiri tidak mempunyai banyak teman dan kurang diperhatikan dalam kehidupan keluarga maupun dalam bermasyarakat. Sehingga akhirnya ia mencari sasaran pelampiasannya dengan cara mem-bully orang lain yang dianggapnya lemah.

Ada contoh kasus yang ada disekitar saya, yakni beberapa teman saya yang menjadi korban bullying.
Bullying sendiri tidak mengenal usia. Siapapun bisa terkena bullying. Jika saya boleh flashback dimasa kecil saya dulu, saya lihat bahwa ledekan itu sangat amat dekat dengan kita. Beberapa teman saya mengalami kejadian yang tidak meng-enak-an yang terjadi di sekolah. Dari hal kecil hingga bullying yang sangat parah. Kala itu salah satu teman saya, sebut saja dia Mentari dengan keterbatasan fisik yang dia punya, dia sering sekali mendapat perlakuan yang tidak pantas dari teman-temannya. Dia memang mengalami keterbatasan dalam berfikir. Tidak sama seperti teman-teman lainnya yang normal. Bullying yang dia dapatkan adalah perlakuan yang tidak patut untuk dicontoh sama sekali. Seringkali dia diganggu saat sedang menulis, saat sedang makan bahkan saat pulang sekolah. Dan itu dilakukan setiap hari sehingga setiap hari pula dia harus menangis karena diganggu teman-temannya.

Contoh lain ketika saya berpindah sekolah, lagi dan lagi saya melihat bullying didepan mata. Dan lagi-lagi korbannya adalah seorang anak perempuan. Entah apa yang ada dipikiran mereka si pem-bully sampai dengan teganya selalu memperlakukan temannya seperti mainan yang pantas dimainkan. Lagi dan lagi pun saya harus menghadapi mereka si pem-bully untuk berusaha membela teman saya yang diperlakukan tidak adil. Jika kalian bertanya kemana peran guru sebagai tenaga pendidik ketika ada salah seorang anak didiknya diperlakukan tidak baik? Jawabannya adalah mereka luput. Dan tidak ada satu orang pun anak didiknya yang melaporkan kejadian bullying kepada guru mereka. Karena apa? Karena jika mereka melapor ada ancaman pula bagi si pelapor. Siapa yang patut disalahkan? Entahlah.

Dan jika kalian bertanya mengapa saya tidak membela teman saya yang menjadi korban bully padahal kejadiannya didepan mata, jawabannya adalah saya membela dengan sekuat tenaga. Saya yang marah ketika teman saya diganggu. Hanya memang saya mempunyai keterbatasan untuk membelanya. Yang penting bagi saya, saya sudah melakukan apa yang saya bisa. Saya hanya bisa menguatkan perasaan teman-teman saya yang menjadi korban bullying. Karena saya pun dulu sempat menjadi korban bullying itu sendiri.

Korban bullying yang berproses hingga dewasa jangan dianggap sama dengan saat dia kecil. Karena nasib itu tidak satu orang pun tau. Ketika kehidupan berbanding terbalik, disaat itu pula kita diajarkan untuk tidak memandang rendah orang lain dan tidak menganggap remeh orang lain.
Jauh sebelum mereka bertransformasi, ada proses dimana psikisnya menjadi kuat, dan proses pendewasaan pun terjadi. Mereka korban bullying telah menyadari bahwasanya jika mereka lemah mereka akan ditindas. Dan sekali lagi bahwa itu membutuhkan waktu dan proses jangka panjang juga takdir mereka yang hanya Allah SWT. yang dapat berkehendak. Ada faktor pendukung dimana mereka bisa sekuat sekarang adalah adanya kepercayaan diri yang mulai tumbuh, dukungan dari orang-orang terdekat, belajar dari pengalaman terpuruknya, dan memotivasi diri adalah langkah awal mereka semua bangkit menjadi pribadi yang kuat dan tegar.

Dan apa yang terjadi pada teman-teman saya korban bullying tadi adalah ketika nasib mereka lebih baik. Memang Allah SWT telah berfirman, bahwasanya Allah membenci orang yang mengolok-olok atau mengejek, atau menghina, dan lagi pula orang yang mengolok-olok atau mengejek tidak akan lebih baik dari yang diolok-olok atau diejek. Lebih lengkap saya cantumkan ayatnya;

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-seburuk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman, dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujarat [49] : 11).


Dan itu pun terjadi pada saya, dan Alhamdulillah bully yang saya dapatkan menjadi pelajaran hidup yang sangat berharga. Ketika saya menjadi orang yang Insya Allaah tegar ketika masalah datang dan ketika bully datang lagi, saya tidak pernah gentar bahkan saya dapat mengatasinya dengan santai sambil tersenyum.

Merindu Pada Hujan Tapi Aku Takut Hujan

Hujan.. saat rindu ini tak lagi terbendung, aku hanya menatapmu dari luar. Dan hujan.. memberi satu cerita lagi.. dari sekian banyak cerita. Entah sampai kapan menunggu.. menunggu hujan berhenti tapi...

Aku rindu.. tapi aku takut hujan. Hujan datang dengan damai, tapi aku takut.. takut hujan membasahi pipiku lagi.
Aku takut.. auranya menyingkapi kulitku. Aku takut kedinginan.

Hujan.. ketika setetes saja kau membasahi rambutku, sakitku sekujur badan. Sakit yang tak ku harap datang, dan seketika kau pergi meninggalkan kemerahan pada kulitku.

Aku rindu.. Ya! Aku rindu!! Rindu masa kecilku yang tidak takut hujan. Rindu hujan turun dan menggenangi saluran air  disekitar rumahku. Rindu ketika melihat air setinggi 10 cm. Rindu membuat perahu kertas. Rindu berlari-lari kecil sambil memercikkan air ke badan teman-temanku dengan penuh keriangan.

Hujan.. cerita yang kau buat selalu berkesan. Berkesan mendalam dalam benakku. Seperti rasa traumatik yang membekas dalam hati yang tak kunjung hilang. Kau tau hujan?? Melihatmu aku iri.. iri ketika kau datang bersama dengan ratusan ribu bahkan milyaran teman-temanmu yang berasal dari uap awan.

Sedangkan aku? Aku sendiri hujan.. dan hanya mampu menatapmu dikejauhan. Mungkin sesekali aku memandang dan merasakan sentuhanmu. Hanya sesekali dan kemudian aku menjauh karena aku sadar kau akan melakukan hal yang sama lagi denganku.

Kau tau hujan? Kau bagian dari Rahmat-Nya. Kau bagian dari doa yang mustajabah. Ketika kau turun, semua berlomba-lomba memanjatkan doa. Aku merindumu hujan..

Aku tau istimewanya dirimu.. aku takjub pada Kebesaran-Nya dengan menghadirkan dirimu. Betapa indah kau hujan.. meskipun jika kau terus menerus jatuh ke bumi saja, bencana terjadi. Air bah dimana-mana. Tapi kau bagian dari berkah. Berkah Tuhan ketika makhluk lain membutuhkan manfaatmu.

Ketika bumi kekeringan kau hadir membasahi. Sehingga tumbuhan dan hewan pun ikut menyambut dengan suka cita. Kau memberi kehidupan baru bagi mereka, hujan. Dan yang aku suka lagi darimu adalah ketika kau pergi meninggalkan langit yang berwarna-warni. Membentuk lengkungan indah bergaris rapi seperti papan luncur berwarna yang siap untuk ku naiki dan orang sering menyebutnya pelangi.

Ketika ku merindumu hujan, tapi aku takut padamu.. Aku rindu disaat kau turun berirama membawa wangi tanah yang bagiku cukup menenangkan. Membuatku terlelap dibalik selimut tebal nan hangat.
Meskipun aku tak tau kapan kau akan datang, tapi setidaknya kulitku merasakan kehadiranmu.. walau itu tak membuatku suka. Aku harus tersiksa lagi jika kau datang.

Inginku menyalahkanmu.. tapi aku menyukaimu. Aaah.. ini seperti jatuh cinta.. aku tidak menyukai itu! tapi aku tetap merasakannya. Kau tau hujan? Jatuh cinta itu menyakitkan.. Betapa tidak? Aku harus membuang-buang waktuku hanya untuk memikirkan seseorang yang aku sendiri tidak tau yang aku pikirkan merasakan hal yang sama atau tidak. Dan aku benci itu..

Apa yang harus ku lakukan hujan? Sedang kau pernah mengesankanku ketika rintikmu datang. Kata orang itu romantis. Tapi aku tak merasakan itu..
Kata orang kau itu menenangkan, tapi kata sebagian lagi kau itu menakutkan.

Jangan Melihat Seseorang dari Tampilan Saja

Mungkin sebagian orang memandang, tampilan sebagai satu-satunya cara menilai sesuatu. Tetapi mereka lupa, bahwa mereka sering terjebak dengan pola pikir mereka sendiri. Entah meyakinkan seseorang atau beberapa kelompok itu harus seperti apa. Namun yang pasti, percuma saja bagi mereka yang fanatik ataupun yang sudah ter-mindset klasik itu tidak dapat diubah. Lucu, ketika mereka tidak tahu apa yang mereka lihat tapi mudah untuk menilai. Pemikiran-pemikiran yang mereka bangun merupakan lanjutan dari sebuah stigma yang akan membuat mereka tertipu terus menerus. Penilaian ini jauh sudah ada dari abad sebelum masehi, ketika penilaian-penilaian orang-orang yang memandang sebelah mata orang lain. Atau juga memandang sesuatu tanpa diamati terlebih dahulu. Sayang... Mereka hanya pintar untuk menilai orang lain, tetapi tidak cukup pintar untuk menilai diri mereka sendiri.

Saya sepakat tentang kalimat "Don't judge a book by its cover" mengapa demikian? Karena tidak semua penilaian kita adalah benar dan objektif. Terlebih sering kita jumpai orang-orang yang memandang subjektif dan spontanitas tanpa disertai alasan-alasan yang jelas dan ilmiah. Ya... mungkin karena menganggap hal itu tidak begitu penting. Tetapi apakah yang terjadi kemudian sama dengan asumsi mereka? Seringnya adalah mereka yang bersikap subjektif terus menerus terjebak dengan pola pikir atau mindset mereka sendiri. Dan bahkan pada akhirnya mereka terlihat seperti seseorang yang sinis dan ketika pandangan mereka terhadap seseorang itu salah, mereka memalukan diri mereka sendiri. Mereka tidak pernah berpikir apakah opini mereka itu menyinggung yang bersangkutan ataukah mungkin mereka sengaja untuk tidak melakukan pembenaran meskipun ada didepan mata. Yang pasti tidaklah baik ketika menilai seseorang hanya dari tampilannya saja.

Tampilan atau "look" atau "cover" dan banyak istilah lainnya yang bermakna sama seperti itu membuat banyak orang terkecoh. Dalam istilah ekonomi sendiri, istilah tampilan itu bernama "display" ketika benda yang akan dipamerkan atau ditampilkan itu harus menarik dan dikemas sedemikian rupa sehingga banyak orang berminat untuk membelinya. Itu yang dinamakan strategi pemasaran dalam ekonomi. Tetapi kita tidak tahu, apakah barang tersebut sama kualitasnya atau berbeda dari yang ditampilkan. Karena strategi tersebut merupakan strategi untuk menarik minat dan meningkatkan daya beli masyarakat.

Sama seperti ketika penilaian itu tertuju pada sampul buku. Mengapa??? Karena ketika melihat sampulnya bagus, yang tertanam dalam diri seseorang atau mindset seseorang adalah buku itu bagus dalamnya. Sehingga mereka mengabaikan judul dan isi yang seharusnya mereka cermati.
Hal seperti itu banyak terjadi ditengah-tengah kita, ketika kita sibuk mendeskripsikan sesuatu yang kita sendiri belum paham isi dan maksud dari apa yang kita lihat. Seperti contoh, ketika kita ingin membeli buah-buahan. Kita tidak pernah tahu seperti apa dalam dari satu buah yang kita beli. Yang pasti dan yang jelas adalah ketika itu yang ada dibenak kita adalah membeli yang tampilan luarnya bagus, mulus dan terlihat bersih. Namun, ada beberapa hal lain yang seharusnya perlu mereka pertimbangkan untuk memilih kembali buah yang benar-benar bagus luar dan dalam.

Seseorang atau kelompok yang menilai seseorang hanya dari tampilan saja adalah mereka yang ketika dihadapkan pada jenis orang yang se-tipe atau serupa dengan mereka, mereka akan tidak terima dan beranggapan bahwa apa yang orang lain nilai tentang dirinya adalah subjektif. Padahal mereka itu seperti pepatah yang diibaratkan "mau mencubit tetapi tidak ingin dicubit". Dan mereka yang berpikiran sempit seringkali salah menilai seseorang, hanya karena  menilai sesuatu dari luar saja. Apakah itu sebuah kekeliruan? Ya... kekeliruan yang menjebak diri mereka sendiri. Apa yang terlihat bagus diluar, belum tentu bagus didalam, dan apa yang terlihat buruk diluar, belum tentu buruk didalam.

Jangan melihat seseorang dari tampilannya saja...

Pada dasarnya orang-orang pasti tidak menginginkan yang namanya dinilai sebatas penampilan saja. Mereka semua punya hak yang sama, yaitu hak untuk dihargai dan hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama. Meskipun tidak semua orang bisa membangun prinsip dasar tersebut. Maka dari itu, berpikirlah sebelum berkata, berpikirlah sebelum bertindak dan berpikirlah sebelum menilai sesuatu. Karena bisa jadi sesuatu yang kita anggap remeh, adalah yang sesuatu yang sangat mempengaruhi kita. Dan sesuatu yang kita anggap bernilai, belum tentu itu adalah yang terbaik. Jadilah pengamat yang bijak, jadilah manusia yang berakal yang tidak mudah berkata dan mengambil kesimpulan tanpa disertai dengan fakta yang ada.

Sesungguhnya ketika kita melihat hanya dari satu sisi, sebelah mata, maka yang akan kita dapatkan adalah samar dan tidak jelas. Namun ketika kita melihat dari semua sisi, yang akan kita peroleh adalah jelas dan nyata. Karena "Kecantikan yang abadi terletak pada keelokan adab dan ketinggian ilmu seseorang. Bukan pada wajah dan pakaiannya". -Buya Hamka.

Hidup Itu Misteri...

Segala sesuatu yang diawali dengan keburukan, akan berakhir dengan ketimpangan. Begitu pula sebaliknya, Sesuatu yang diawali dengan kebaikan akan berakhir indah dan menyenangkan. Tersadar akan hal itu, aku teringat akan sesuatu dimana orang yang menghina kini menuai hinaan dari orang lain yang tak disangkanya. Akibat dari sikap angkuh dari dalam dirinya, kini termakan semua omongannya dari orang lain. Miris.. Tapi ya begitulah kehidupan. Allah itu Maha Adil, adil akan segalanya!!! Berpikirlah positif, jangan menilai orang lain dengan sebelah mata. Jangan menganggap remeh orang lain yang bagi kita kecil atau mungkin lemah dan tak berarti. Karena suatu saat mereka dapat bangkit menjadi berbalik dipandang menjadi lebih baik apa yang kita kira. Apalagi jangan sampai menghardik orang yang dekat dengan Allah. Karena Allah tidak akan rela hambaNya yang dekat denganNya disakiti orang lain. Namun bila memang mereka tutup mata, tutup telinga dan hati, dan tetap bersikap sedemikian, jangan harap mereka dapat berpuas diri atas caci makian yang mereka hinakan!!! Karena suatu saat Allah akan membalas dengan cara yang mereka tidak akan pernah terbayangkan.

Banyak Bersyukur Merupakan Nikmat Terbesar dari Allah SWT

Tahukah kamu??? banyak bersyukur merupakan nikmat terbesar dari Allah???
Dalam keadaan apapun kita wajib bersyukur. Karena Allah menyukai orang" yg bersyukur. Bersyukur itu tanda kita berterima kasih kepada Allah atas segala nikmat yang diberikanNya. :)

Banyak bersyukur, banyak pula rizki yang kita peroleh. Ga percaya???
Coba aja praktekan. Kalau kita ikhlas dan benar" bersyukur dengan apa yg kita peroleh, niscaya rizki kita bertambah. Derajat kita pun di naikkan oleh Allah karena kita tidak mengeluh dengan apa yg Allah berikan.

Gini aja deh.. Coba, kalau kita memberi sesuatu pada orang lain, semisalnya pakaian. Kita memberikan itu ikhlas dan tanpa pamrih, begitu diberikan kemudian orang tersebut merespon dengan baik pemberian kita. Bagaimana reaksimu?? pasti senang bukan?? setidaknya orang itu menghargai kita yang telah memberinya rejeki (kita diberikan lebih rizki dari Allah kemudian kita memberinya lg pada orang lain)
dan pastinya kita bila punya rejeki lebih lagi akan memberinya yg lain dan kita telah merasa puas karna bisa membahagiakan orang lain kan?? bukan tidak mungkin kita memberi lebih dan lebih bila kita punya rizki yg lebih lagi untuk orang lain???
Kita senang,orang lain senang dan Allah sangat meridhoi langkah kita dan semakin kita diberi rizki lagi karena kita banyak" bersyukur. :)


Begitu pula sebaliknya
, bila kita memberi sesuatu itu dengan ikhlas kepada orang lain tetapi yg didapat orang itu tidak merespon atau tidak bersyukur diberi rizki dari kita sebagai orang lain, maka hati kita pun akan sedih dan sakit karena pemberian kita ditolak dan justru orang itu malah mencela kita. Dan apa yang kita lakukan??? Mungkin kita kapok memberinya lagi karena takut orang itu akan melakukan hal yang sama seperti tadi? Dan apa yang kita dapatkan?? sebuah kekecewaan dan rasa sakit. Dan orang itu??? tidak mendapatkan apa" atas perbuatannya yang telah mengecewakan kita, juga rizki yang terhambat karena ulahnya. Dia kufur nikmat atas apa yang Allah beri padanya melalui kita. Dan Allah akan sangat marah dan membenci orang" yang kufur nikmat karena itu adalah bentuk penghinaan kepada Allah karena menolak rizki yang Allah berikan. Terhambatlah rizkinya akibat keluhan itu. Dan Allah bukan tidak mungkin mengazab orang" yg kufur nikmat, sombong dan meremehkan orang lain.

Hidup dengan banyak bersyukur itu berkah lho.. contohnya, bila setiap hari kita bersyukur pada Allah atas nikmatnya, maka Allah akan memberi nikmat lagi yg mungkin lebih besar dari yang kita terima sebelumnya. Rizki itu juga merupakan bentuk ujian dari Allah kepada kita hambanya. Apakah kita mampu menjaganya dan bersyukur atau kita justru ingkar dengan menghambur-hamburkan rizki dan menyia-nyiakannya dengan membelanjakan harta kita ke jalan yang salah.

Jika kita mampu memanfaatkan rejeki itu dan banyak bersyukur, maka Allah akan menggantinya dengan kebahagiaan yang tiada tara dan tidak ternilai harganya.
Namun jika kita tidak mampu memanfaatkan rejeki yang Allah titipkan pada kita, siap"lah dengan azab dari Allah, berupa teguran bahkan harta kita dan tidak mungkin jika Allah mengambil orang yang kita sayang. (merupakan contoh real dan bentuk kasih sayang Allah pada kita).

Masih bersyukur kita, Allah masih memberi teguran dan cobaan!!! Kalau tidak?? Allah memberi rejeki itu dengan banyak cara, diantaranya: memberi nikmat pada semua hambanya tanpa terkecuali, memberi nikmat pada hambanya yang beriman (Islam), dan memberi nikmat pada orang kafir, yahudi, najusi.
Bedanya nikmat yang Allah berikan pada hambanya yang beriman dan tidak itu terletak dari kekal dan tidaknya.
Yang beriman pada Allah akan diberi nikmat kekal hingga akhirat bila kita mampu melewati ujian yang Allah beri, ujian itu semata Allah berikan untuk kita agar kita lebih bersyukur dan mawas diri juga melihat disekitar kita juga banyak yang membutuhkan dengan cara berzakat dan bersedekah. Maka dari itu Allah mengingatkan kita bila kita menyimpang. Dan kita juga diberikan bekal berupa keimanan dan ketakwaan kita pada Allah dengan sholat, puasa, menjalankan semua perintah dan menjauhi laranganNya. Barangsiapa yang memperbanyak bekal untuk jalan akhirat, maka nikmatnya kekal didalamnya. :) itu semua tergantung pada diri masing" dan amal masing" untuk merasakan kebahagiaan yang kekal itu butuh perjuangan yang tidak mudah.

Bedanya dengan kaum lain yang tidak seiman dengan kita adalah, Allah memberikan rizki banyak pada mereka di dunia tiada tara sehingga mereka berpuas diri terhadap nikmat dunia, diberikan kekayaan, harta melimpah ruah dan lain sebagainya. Tetapi... itu semua sifatnya sementara, hanya di dunia. Karena mereka tidak menyembah selain Allah, dan tidak mengakui adanya Allah, maka mereka tidak punya bekal untuk merasakan nikmat yang kekal dari Allah. Semua itu ada balasannya.


Banyak"lah bersyukur, Insya Allah... Allah akan menaikkan derajat kita, dalam segi materi maupun kebahagiaan. :)

NO SARA!!
This blog Just a share and for Moeslem only.

Asal Muasal Banten (singkat)


Saat ini hanya ada satu penelitian yang memberikan informasi tentang Banten pada masa pra-islam. Yakni penelitian di Banten Girang, 1988, mengungkapkan Banten ada sejak awal abad ke 11-12 Masehi. Terletak di tepi sungai Cibanten, sebelah selatan kota Serang (Banten Girang), berupa kawasan pemukiman yang dikelilingi benteng pertahanan. Kawasan ini juga dikenal dengan kawasan pengrajin (pembuat kain, keramik, pengrajin besi, tembaga, perhiasan emas, dan manik-manik kaca).
Banten Girang menganut Hindu-Budha (namun sudah ada orang-orang islami), menjadi wilayah kekuasaan kerajaan Sunda. Hal ini diperjelas dengan prasasti Bogor, menyebutkan: Pakuan Padjajaran didirikan oleh Sri Sang Ratu Dewata. Kekuasaannya meliputi seluruh Banten, Kalapa (Jayakarta), Bogor sampai Cirebon. Jejak kerajaan Sunda di Banten disebut Wahanten, digambarkan: Kerajaan Sunda, memiliki banyak kota yang ramai, kaya akan beras dan merica, dilintasi aliran sungai (Cibanten) dan mempunyai banyak pelabuhan niaga yang disinggahi kapal-kapal besar. Kota-kota ini dipimpin oleh seorang kepala yang kedudukannya sangat penting.

Masuknya Islam di Tanah Banten
Penyebaran Islam di Banten dilakukan oleh Syarif Hidayatullah, pada tahun 1525 Masehi dan 1526 Masehi. Syarif Hidayatullah setamat belajar di Samudra Pasai langsung menuju Banten untuk meneruskan penyebaran agama islam yang sebelumnya telah dilakukan oleh Sunan Ampel. Pada tahun 1475 M, beliau menikah dengan adik Bupati Banten yang bernama Nyai Kawunganten, dua tahun kemudian lahirlah anak perempuan pertama yang diberi nama Ratu Winahon dan pada tahun berikutnya lahir pula Pangeran Hasanuddin.
Setelah Pangeran Hasanuddin menginjak dewasa, Syarif Hidayatullah pergi ke Cirebon mengemban tugas sebagai Tumenggung disana. Adapun tugasnya dalam penyebaran Islam di Banten diserahkan kepada Pangeran Hasanuddin, yang dimulainya dari Banten utara, yakni G. Pulosari, G. Karang sampai ke Pulau Panaitan di Ujung Kulon.
Karena semakin besar dan maju daerah Banten, maka pada tahun 1552 M, Kadipaten Banten diubah menjadi Negara bagian Demak dengan Pangeran Hasanuddin sebagai Sultannya. Atas petunjuk dari Syarif Hidayatullah pusat pemerintahan Banten dipindahkan dari Banten Girang (dalam pengaruh Hindu-Budha) ke dekat pelabuhan di Banten Lor yang terletak dipesisir utara yang sekarang menjadi Keraton Surosawan. Pada tahun 1568 M, saat itu Sultan Hasanuddin memproklamirkan Banten sebagai negara merdeka, lepas dari pengaruh Demak atau pun Panjang.
Kesultanan Banten pun menjadi pusat penyebaran agama Islam, banyak orang-orang dari luar daerah yang dating untuk belajar, sehingga tumbuhlah beberapa perguruan Islam di Banten. Diantaranya, Kasunyatan. Di tempat ini berdiri masjid Kasunyatan yang umurnya lebih tua dari masjid Agung Banten. Disinilah tempat perguruan Kyai Dukuh yang bergelar Pangeran Kasunyatan guru dari Pangeran Yusuf.
Kerajaan Islam di Banten saat itu lebih dikenal oleh masyarakat Banten dan sekitarnya dengan sebutan Kesultanan Banten. Kesultanan Banten berhasil mencapai masa kejayaannya dan berhasil mengubah masyarakatnya. Pengaruh besar yang diberikan Islam melalui kesultanan dan para ulama serta mubaligh Islam di Banten seperti tidak dapat disangsikan lagi dan penyebarannya melalui jaulur politik pendidikan, kebudayaan dan ekonomi di masa itu.

Jati Diri Banten
Budaya Banten, terbentuk oleh kekayaan peristiwa buday yang berlangsung dalam proses berabad-abad. Sesungguhnya proses ini telah teruji dan terbukti dan diyakini dapat membawa kesejahteraan lahir dan batin, komponen inilah yang disebut dengan jatidiri, setidaknya masa ke-emasan Banten dapat dipelajari pada masa kesultanan Banten, Sultan Ageng Tirtayasa.

Setelah memasuki masa kemerdekaan muncul keinginan rakyat Banten untuk membentuk sebuah provinsi. Niatan tersebut pertama kali mencuat di tahun 1953 yang kemudian pada 1963 terbentuk Panitia Provinsi Banten di Pendopo Kabupaten Serang. Dalam pertemuan antara Panitia Provinsi Banten dengan DPR-GR sepakat untuk memperjuangkan terbentuknya Provinsi Banten. Pada tanggal 25 Oktober 1970 Sidang Pleno Musyawarah Besar Banten mengesahkan Presidium Panitia Pusat Provinsi Banten. Namun ternyata perjuangan untuk membentuk Provinsi Banten dan terpisah dari Jawa Barat tidaklah mudah dan cepat. Selama masa Orde Baru kenginan tersebut belum bisa direalisir. Pada Orde Reformasi perjuangan masyarakat Banten semakin gigih karena mulai terasa semilirnya angin demokrasi dan isu tentang otonomi daerah. Pada 18 Juli 1999 diadakan Deklarasi Rakyat Banten di Alun-alun Serang yang kemudian Badan Pekerja Komite Panitia Provinsi Banten menyusun Pedoman Dasar serta Rencana Kerja dan Rekomendasi Komite Pembentukan Provinsi Banten (PPB). Sejak itu mulai terbentuk Sub-sub Komite PPB di berbagai wilayah di Banten untuk memperkokoh dukungan terbentuknya Provinsi Banten. Setelah melalui perjuangan panjang dan melelahkan akhirnya pada 4 Oktober 2000 Rapat Paripurna DPR-RI mengesahkan RUU Provinsi Banten menjadi Undang-Undang No. 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten. Kemudian pada tanggal 17 Oktober 2000 Presiden Abdurrahman Wahid mengesahkan UU No. 23 Tahun 2000 tentang PPB. Sebulan setelah itu pada 18 Nopember 2000 dilakukan peresmian Provinsi Banten dan pelantikan Pejabat Gubernur H. Hakamudin Djamal untuk menjalankan pemerintah provinsi sementara waktu sebelum terpilihnya Gubernur Banten definitif. Pada tahun 2002 DPRD Banten memilih Dr. Ir. H. Djoko Munandar, MEng dan Hj. Ratu Atut Chosiyah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten pertama.
Dan saat itulah setelah beberapa tahun kemudian, Hj. Atut Chosiyah menjabat sebagai Gubernur Banten yang kala itu beliau adalah gubernur wanita pertama di Indonesia hingga saat ini.

Start Work With Me

Contact Us
Qonitah M A
Serang, Indonesia